Selasa, 27 Mei 2014

PROTEIN DAN ASAM AMINO


  • Oleh Lutfi Rachmanda 1304020027
  • 2. PROTEIN • Biopolimer yang terdiri dari banyak satuan Asam Amino yg dihubungkan oleh ikatan peptida. Fungsi: a. Beberapa protein merupakan komponen utama dalam jaringan struktur (otot, rambut, kuku, kulit) b. Sebagai protein aktif [enzim, hormon, haemoglobin, toksin dll ]
  • 3. Sifat-sifat protein 1. Ionisasi Protein yang larut dalam air dalam suasana asam akan membentuk ion (+) sedangkan dalam suasana basa akan membentuk ion (-). 2. Denaturasi perubahan konformasi alamiah menjadi suatu konformasi yang tidak menentu. *perubahan suhu, pH atau reaksi dengan senyawa lain
  • 4. Penggolongan Protein • Protein Fibrous (Serat) Protein yang terdapat pada hewan, tidak larut dalam air. Misal : keratin, kolagen, sutra • Proterin Globular Protein yang larut dalam air. Misal : enzim, hormon, hemoglobin, mioglobin, ovalbumin (pada putih telur)
  • 5. Struktur protein meliputi: 1. Struktur primer protein merupakan struktur yang sederhana dengan urutan- urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan rantai. 2. Struktur sekunder protein merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang polipeptida.
  • 6. 3. Struktur tersier protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai samping (gugus R) berbagai asam amino. 4. Struktur kuarterner protein adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional.
  • 7. Bentuk struktur primer Bentuk struktur sekunder Bentuk struktur tersier Bentuk struktur kuartener 
  •  
  • 8. Asam amino adalah senyawa penyusun protein. Asam amino mempunyai satu gugus karboksil dan satu gugus amino. Pada umumnya gugus amino terikat pada posisi dari gugus karboksil. R CH COOH asam NH2 basa R CH COO- NH3 asam -amino ion switter pH : 7,4 (Amfoter) R H, C - : kiral ASAM AMINO??? Gugus karboksil Gugus amino 
  •  
  • 9. Struktur Asam Amino Suatu asam amino-α terdiri atas:  Atom C α. Disebut α karena bersebelahan dengan gugus karboksil (asam).  Atom H yang terikat pada atom C α.  Gugus karboksil yang terikat pada atom C α.  Gugus amino yang terikat pada atom C α.  Gugus R yang juga terikat pada atom C α. 
  •  
  • 10. C COO- CH2OH + H3N H C COO- CH2OH NH3 +H L-serine D-serine CONTOH ASAM AMINO Didasarkan pada struktur D – gliseraldehid jika gugus NH3 + terletak disebelah kanan diberi awalan D Sedangkan jika NH3 + dikiri diberi awalan L
  • 11. Sifat-Sifat Asam Amino 1. Umumnya larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik non-polar seperti eter aseton dan kloroform 2. Asam amino memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan dengan asam karboksilat dan amina 3. Asam amino bersifat amfoter yang dapat berperan sebagai asam (mendonorkan proton pada basa kuat) dan dapat berperan sebagai basa (menerima proton dari asam kuat)
  • 12. Penggolongan Asam Amino Penggolongan asam amino didasarkan pada sifat dari rantai samping (-R). Berdasarkan sifat rantai samping R, asam amino dapat digolongkan menjadi : 1. Asam amino dengan R non polar [hidrofobik] 2. Asam amino dengan R polar tidak bermuatan 3. Asam amino dengan R polar bermuatan (+) atau (-)
  • 13. • Muatan total asam amino dalam larutan akan menentukan kelarutannya, sebagai fungsi pH. pH dimana asam amino mempunyai muatan = 0 (tidak bermuatan) disebut pH isoelektrik (pI). Pada pI, kelarutan asam amino <<<, oleh karena itu pada pI asam amino akan mengendap. • pH isoelektrik untuk asam amino dengan R tidak terionisasi berkisar 5.5 – 6.5. pH isoelektrik untuk asam amino dengan R terionisasi.
  • 14. pH Isoelektrik Asam Amino Asam Amino Gugus Terionisasi pH Isoelektrik As. Aspartat Karboksil 2,98 As. Glutamat Karboksil 3,08 Histidin Imidazol 7,64 Sistein Tiol 5,05 Tirosin Fenol 5,63 Lisin Amino 9,47 Arginin Amino 10,76
  • 15. Fungsi pH Isoelektrik (pI) – Untuk mengkristalkan asam amino/protein pengendapan isoeletrik – Dengan mengetahui titik isoelektrik dapat meramalkan proses migrasi protein dalam medan elektrikum Dasar untuk pemisahan asam amino dengan elektroforesis
  • 16. Macam Asam Amino Ada 20 macam asam amino, yang masing-masing ditentukan oleh jenis gugus R atau rantai samping dari asam amino. Jika gugus R berbeda maka jenis asam amino berbeda. No Nama Singkatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Alanin (alanine) Arginin (arginine) Asparagin (asparagine) Asam aspartat (aspartic acid) Sistein (cystine) Glutamin (Glutamine) Asam glutamat (glutamic acid) Glisin (Glycine) Histidin (histidine) Isoleusin (isoleucine) Leusin (leucine) Lisin (Lysine) Metionin (methionine) Fenilalanin (phenilalanine) Prolin (proline) Serin (Serine) Treonin (Threonine) Triptofan (Tryptophan) Tirosin (tyrosine) Valin (valine) Ala Arg Asn Asp Cys Gln Glu Gly His Ile Leu Lys Met Phe Pro Ser Thr Trp Tyr Val
  • 17. Ikatan Peptida • Ikatan yang menghubungkan 2 asam amino melalui gugus karboksil dari satu asam amino dengan gugus amino dari asam amino yang lain. +H3N CH2 C O- O +H3N CH C O O CH3 glysin alanin + +H3N C H2 C H N O C C O - O + H2O CH3 ikatan peptida gly - ala (glysinalanin) C-terminalN-terminal
  • 18.  Berdasarkan konvensi ikatan peptida ditulis dengan asam amino yg mempunyai NH3 + bebas (sebelah kiri) dan Asam Amino dengan gugus COO- bebas (sebelah kanan).  Molekul yang mengandung 2 asam amino dengan 1 ikatan peptida disebut dipeptida.  Molekul mengandung 3 asam amino disebut tripeptida. Selanjutnya terdapat pula tetrapeptida, pentapeptida, dst. Lanjutan…
  • 19. Pemisahan Protein dan Asam Amino a. Elektroforesis Cara ini didasarkan pada kecepatan bergerak yang berbeda-beda dari protein dalam medan listrik, pada pH tertentu. b. Kromatografi Penentuan dan pemisahan campuran protein dengan cara kromatografi dilakukan berdasarkan prinsip- prinsip kromatografi pada umumnya yaitu dengan mempertimbangkan adanya dua fase yaitu fase gerak dan fase diam. c. Pengendapan protein sebagai garam Sebagian besar protein dapat diendapkan dari larutan air dengan penambahan asam tertentu, seperti, asam trikloroasetat dan asam perkolat.
  • 20. • Enzim merupakan biokatalisator yang mempercepat jalannya reaksi tapa ikut bereaksi. Enzim yang berfungsi sebagai biokatalisator tersusun atas senyawa protein dan non protein karena umumnya tidak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor. Sifat : Thermolabil. Mudah rusak bila dipanskan lebih dari 60C Merupakan senyawa protein, sehingga sifat protein masih melekat pada enzim  Sebagai biokatalisator , reaksinya menjadi sangat cepat dan berulang ulang. Bekerja didalam sel (endoenzim) dan diluar sel (ektoenzim) Apa sih enzim dan koenzim itu???
  • 21. Secara kimiawi enzim tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein (apoenzim) dan bagian bukan protein (gugus prostetik). Apoenzim merupakan bagian enzim aktif yang tersusun atas protein dan mudah berubah (labil) terhadap faktor lingkungan, misalnya pH dan suhu. Sedangkan gugus protestik merupakan gugus yang tidak aktif, berupa unsur–unsur logam, seperti besi, mangan, magnesium, atau natrium yang disebut kofaktor. Gugus prostetik juga dapat berupa bahan organik bukan protein, seperti vitamin B yang disebut Koenzim.
  • 22. Penggolongan dan tata nama enzim 1. Tata nama berdasarkan substrat  Jika dikatalis adalah glukosa: enzim glukase 2. Tata nama berdasarkan jenis ikatan kimia substrat  Jika dikatalis ikatan peptida: enzim peptidase  Jika dikatalis ikatan ester: enzim esterease  Jika dikatalis ikatan nukleotida: enzim nukleotidase 3. Tata nama berdasarkan jenis reaksi  Untuk mengoksidasi glukosa: enzim glukosa oksidase Enzim yang mengkatalis pemindah gugus dinamai : tranferase, contoh untuk memindahkan gugus NH2: enzim lebih khas dinamai: enzim amino transferase Nama tiap enzim disesuaikan dengan nama substratnya dengan penambahan ase di belakangnya
  • 23. Kelas Tipe reaksi Oksidoreduktase Enzim yang mengkatalis reaksi oksidasi-reduksi (memsahkan dan menambahkan elektron atau hidrogen) Transferase (Kinase) Memindahkan gugus senyawa kimia Hidrolase (protease, lipase, amilase) Enzim yang mengkatalis reaksi hidrolisis (memutuskan ikatan kimia dengan penambahan air) Ligase (fumarase) Mengkatalis reaksi pengabungan dua senyawa yang disertai perurairan molekul ATP (membentuk ikatan rangkap) Isomerase (epimerase) Mengkatalisir perubahan isomer Polimerase (tiokinase) Menggabungkan monomer-monomer sehingga terbentuk polimer
  • 24. Faktor Yang Mempengaruhi Kerja Enzim Selain adanya zat penghambat (inhibitor), kerja enzim dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1. Zat-zat pengaktif (aktivator) Zat-zat kimia tertentu dapat memacu atau mengaktifkan kegiatan enzim. Contoh: garam-garam dari logam alkali dan logam alkali tanah dengan konsentrasi encer, ion kobalt (Co), mangan (Mn), nikel (Ni), magnesium (Mg), dan klor (Cl). 2. Suhu Setiap enzim mampu bekerja secara efektif pada suhu tertentu dan aktivitasnya akan berkurang apabila berada pada kondisi di bawah atau di atas titik tertentu, suhu optimal yang mendekati suhu tubuh (35 oC - 40 oC). Enzim dapat rusak pada suhu tinggi (>50 oC), dan pada suhu rendah (0 oC), enzim menjadi tidak aktif.
  • 25. 3. pH Sebagaimana faktor suhu, enzim juga mempunyai pH tertentu agar dapat bekerja secara efektif. Enzim dapat bekerja optimal pada pH netral (pH = 7), pH basa (>7) atau pH asam (<7) tergantung pada jenis enzim masing- masing 4. Konsentrasi enzim Konsentrasi enzim yang tinggi akan mempengaruhi kecepatan reaksi secara linear (kecepatan bertambah secara konstan) 5. Konsentrasi substrat Pada konsentrasi substrat yang rendah, kenaikan substrat akan meningkatkan kecepatan reaksi enzimatis hampir secara linear. Jika konsentrasi substrat tinggi, maka peningkatan kecepatan reaksi enzimatis akan semakin menurun sejalan dengan peningkatan jumlah substratnya.
  • 26. Penghambatan aktifitas enzim ada dua tipe: 1. Kompetitif zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kompetisi antara substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif enzim (misal feed back effect) 2. Non kompetitif zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat
  • 27. DENATURASI Jika struktur enzim berubah sehingga substrat tidak dapat terikat, maka aktivitas katalisis enzim hilang dan dikatakan terjadi denaturasi enzim. Pada umumnya denaturasi menyebabkan enzim tidak dapat kembali Beberapa faktor yang menyebabkan denaturasi enzim: 1. suhu tinggi 2. Oksigen atau bahan pengoksidasi lainnya 3. Bahan pereduksi 4. Kation logam berat (Ag+, Hg2+, Pb2+)
  • 28. FUNGSI DAN MEKANISME KERJA ENZIM  Enzim sebagai protein katalis Dixon dan Webb, mendefinisikan enzim sebagai suatu protein bersifat katalis. Definisi ini disebabkan oleh kemampuannya untuk mengaktifkan senyawa lain secara spesifik.  Definisi lain: enzim adalah suatu katalisator protein yang mempercepat reaksi kimia dalam sistem biologis.
  • 29. Lanjutan…  Interaksi yang spesifik dari enzim dengan suatu molekul tertentu dan menyebabkan pengaktifan molekul tersebut selanjutnya mengakibatkan perubahan struktur sehingga menimbulkan gagasan akan substrat.  Substrat didefinisikan sebagai senyawa yang dikenali secara spesifik oleh enzim dan selanjutnya diaktifkan sehingga mengalami perubahan kimia. Mengingat demikian spesifik interaksi antara substrat dan enzim, maka bagian tersebut dinamai sebagai situs aktif (active site) atau lebih tepat lagi situs katalitik (catalytic site)
  • 30. Pada umumnya terdapat 2 mekanisme kerja enzim mempengaruhi reaksi katalisis 1. enzim meningkatkan kemungkinan molekul-molekul yang bereaksi saling bertemu dengan permukaan yang saling berorientasi. Hal ini terjadi karena enzim mempunyai afinitas yang tinggi terhadap substrat dan kemampuan mengikatnya walaupun sementara 2. Pembentukan ikatan yang sementara (non kovalen) antara substrat dengan enzim menimbulkan penyebaran elektron dalam molekul substrat dan penyebaran ini menyebabkan suatu regangan pada ikatan kovalen spesifik dalam molekul substrat sehingga ikatan kovalen tersebut menjadi mudah pecah
  • 31. Grafik Michaelis-Menten
  • 32. Grafik Lineweawer-Burk
  • 33. Isoenzim??? Teknik pemisahan protein dilakukan dengan metode elektroforesis yaitu pemisahan protein terlarut atau molekul bermuatan lainnya dalam medan listrik. Dengan teknik ini diketahui bahwa lebih dari satu enzim yang dapat bereaksi dengan substrat yang sama dan mengubahnya menjadi produk yang sama. Enzim ini dinamakan isoenzim Pentingnya isoenzim : perbedaan respons isozim terhadap faktor lingkungan jika lingkungan berubah isozim yang paling aktif tersebut melaksanakan fungsinya dan membantu organisme untuk bertahan hidup
  • 34. Aplikasi enzim di bidang medis Kalangan kedokteran dan kedokteran hewan
    memanfaatkan pengetahuan enzim untuk tujuan DIAGNOSIS dan PENGOBATAN  Wolgemuth (1908): -> Enzim amilase dalam urine, meningkat jumlahnya pada radang pankreas  Kay, Kings, Bodansky dan Roberts (1920-1930): -> Enzim fosfatase alkali, penyakit hati
  • 35. Sekian dan Terima Kasih Wassalamualaikum Wr Wb

ENZIM

SEJARAH TENTANG ENZIM
Enzim dikenal sebagai protein oleh Summer (1926)  Summer mengisolasi urease dari tumbuhan kara pedang  Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea menjadi karbondioksida dan amoniak

Defenisi Enzim
Enzim biomolekul yang berfungsi sebagai katalis(mempercepat laju reaksi tanpa mengubah struktur enzim itu sendiri). Di dalam enzim dikenal istilah substrat dan produk Komponen enzim Apoenzim Kofaktor Gugus prostetik Koenzim  Contoh Apoenzim : pepsin dan tripsin  Contoh Kofaktor : Amilase dalam ludah akan bekerja lebih baik dengan adanya ion Cl dan Ca
Contoh Gugus Prostetik : Heme = molekul mengandung besi tersusun dari sejumlah enzim, diantaranya : katalase, peroksida.  Contoh Koenzim : NAD koenzim yang sangat penting dalam respirasi selule



Menurut pendapat Shahib (1992) pengertian enzim adalah protein yang diproduksi dari sel hidup dan digunakan oleh sel-sel untuk mengkatalisis reaksi kimia yang spesifik. Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa dan biasanya lebih besar dari katalisator sintetik. Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional untuk metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur. Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolis yang berbeda.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawaintermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X + C → XC (1)
Y + XC → XYC (2)
XYC → CZ (3)
CZ → C + Z (4)
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substratsuhukeasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH (tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.

Dalam mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim, apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah (Dwidjoseputro, 1992) :
  1. 1.      Suhu
Oleh karena reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
  1. 2.      Ph
Umumnya enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH 4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.
  1. 3.      Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
  1. 4.      Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi, walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
  1. 5.      Zat-zat penghambat
Hambatan atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada bagian aktif yang mengalami hambatan.
Enzim digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain. Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):
  1. Oksidoreduktase
  2. Transferase
  3. Hidrolase
  4. Liase
  5. Isomerase
  6. Ligase
Enzim meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal, suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya (Salisbury dan Ross, 1995).
Secara singkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1994) :
  1. berfungsi sebagi biokatalisator
  2. merupakan suatu protein
  3. bersifat khusus atau spesifik
  4. merupakan suatu koloid
  5. jumlah yang dibutuhkan tidak terlalu banyak
  6. tidak tahan panas

2.1.1 Enzim Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis amilum (pati) menjadi gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase dapat digunakan dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa.
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.

 

Senin, 19 Mei 2014

LIPID

  1. Pengertian Lipid
    Lipida (dari kata Yunani, Lipos, lemak) dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah “lipida” mengacu pada golongan senyawahidrokarbon alifatiknonpolar dan hidrofob, yang esensial dalam menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel  hidup. Karena nonpolar, lipida tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti eter atau kloroform.
  2.  Sifat-sifat Lipid
    • Tidak larut dalam air
    • Larut dalam pelarut organik seperti eter, kloroform, dan benzena
  3. Jenis-jenis Lipid
    Terdapat beberapa jenis lipid yaitu:
    1. Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
    2. Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
    3. Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
    4. Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam

  1. Asam lemak
    Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
    CH3(CH2)nCOOH    atau     CnH2n+1-COOH
    Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:
    Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
    Asam lemak ini tidak memiliki ikatan rangkap
    Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
    Asam lemak ini memiliki satu atau lebih ikatan rangkap
  2. Gliserida netral (lemak netral)
    Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid.Apa yang dimaksud dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya adalah:
    • Lemak.
      - Umumnya diperoleh dari hewan
      - Berwujud padat pada suhu ruang
      - Tersusun dari asam lemak jenuh
    • Minyak
      - Umumnya diperoleh dari tumbuhan
      - Berwujud cair pada suhu ruang
      - Tersusun dari asam lemak tak jenuh
  3. Fosfogliserida (fosfolipid)
    Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai asam lemak.
    Penggunaan fosfogliserida adalah:
    • Sebagai komponen penyusun membran sel
    • Sebagi agen emulsi
      1. Lipid kompleks
        Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks adalah lipoprotein dan glikolipid.
      2. Lipid non gliserida
        Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
  1. Reaksi  Kimia pada Lipid
    Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
    a. Hidrolisis
    Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol.
    b. Penyabunan
    Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun.
    c. Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
    Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak.
    Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri. Oksigen udara dianggap menyerang ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
    Mengasingkan oksigen atau menambah zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas dihasilkan dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan ini dapat merusak jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan, misalnya tokoferol (vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas.

  1. Fungsi Lipid
  • Penyimpan Energi
  • Transportasi metabolik sumber energi
  • Sumber zat untuk sintese bagi hormon, kelenjar empedu serta menunjang proses pemberian signal Signal transducing.
  • Struktur dasar atau komponen utama dari membran semua jenis sel.

Senin, 14 April 2014

Deskripsi Bunga Pukul Empat

http://tulipflorist.files.wordpress.com/2012/06/pukul-empat.jpg 


Bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L) adalah tanaman yang dapat tumbuh di mana saja. Tanaman ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan atau sebagai pagar pembatas rumah. Bunga pukul empat disebut pula bunga sore, disebut demikian karena bunganya mekar saat sore hari dan dapat bertahan hanya sekitar beberapa jam saja. Pada pangkal bunga saat dipetik, akan keluar setitik air yang mempunyai rasa manis. Selain nama di atas, tanaman ini punya nama lain yaitu: kembang pagi sore, bunga waktu kecil (Sumatra); kederat, segerat, tegerat (Jawa); kupa oras, cako raha (Maluku); bunga-bunga paranggi, bunga-bunga parengki (Sulawesi); dan Zi Mo li (China).
Tumbuhan bunga pukul empat mempunyai variasi yang beragaman, diantaranya terlihat pada morfologi luar tubuhnya yakni perbedaan warnanya, terdapat bunga pukul empat berwarna putih, putih ungu, kuning, merah dan masih banyak lagi jenisnya.

Klasifikasi bunga pukul empat :
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Hamamelidae
Ordo                : Caryophyllales
Famili              : Nyctaginaceae
Genus              : Mirabilis
Spesies            : Mirabilis jalapa L.

Morfologi Tumbuhan Mirabilis jalapa L. 

DAUN (FOLIUM)
Daun Mirabilis jalapa L termasuk daun yang tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun, dan tangkai daunnya saja. tepi daun rata (integer),letaknya berhadapan.  Termasuk daun majemuk menyirip genap.
– Bangun Daun (Circumcriptio)
Mirabilis jalapa L memiliki bangun daun atau bentuk daun yaitu banguns egitiga (triangularis), yaitu bangun segitiga yang sama ketiga sisinya.
– Pangkal Daun (Baifolii)
Bentuk pangkal daun pada Mirabilis jalapa L yaitu rompang atau rata(truncatus), ini terdapat pada bangun segitiga, delta, dan tombak.
– Susunan Tulang Daun (Nervatio Atau Venatio)
Susunan tulang daun pada tanaman Mirabilis jalapa L yaitu susunannya menyirip (penninervis), daun yang seperti ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan pangkal daun.Dari ibu tulang ini ke samping keluar cabang-cabang seperti mengingatkan kita pada susunan sirip pada ikan.
– Ujung Daun (APEX FOLII)
 Ujung daun pada Mirabilis jalapa L yaitu meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daunnya nampak sempit panjang dan runcing.  Daging Daun (INTERVENIUM)
 Daging daun pada Mirabilis jalapa L, daging daunnya tipis seperti selaput
(membranaceus). Sifat lainnya pada daun adalah warnanya yaitu hijau, dan
permukaannya gundul (glaber).
-Tata Letak Daun (PHYLLOTAXIS ATAU DISPOSITIO FOLIORUM)
 Tata letak daun pada batang pada tanaman Mirabilis jalapa L, yaitu berhadapan bersilangan (opposite decussata).

BATANG (CAULIS)
Batang pada Mirabilis jalapa L merupakan batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dana berair.
– Bentuk Batang
Bentuk batang pada Mirbilis jalapa L yaitu bulat (teres)
-Arah Tumbuh Batang 
Arah tumbuh batang pada Mirabilis jalapa L yaitu tegak lurus (erectus), yaitu jika arahnya lurus keatas. 

AKAR (RADIX)
Sistem perakaran pada Mirabilis jalapa L merupakan sistem akar tunggal, yaitu jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokokyang bercabang cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Warnanya berwarna putih.
      Bunga pukul empat merupakan tanaman hias, pada umur 3 bulan tanaman ini baru mulai berbunga Bunga pukul empat termasuk dalam suku kampah – kampahan. Bunganya seperti terompet kecil, warna bunga tergantung jenisnya, ada yang merah, putih, kuning, bahkan kadang-kadang dalam satu pohon terdapat warna campuran. Batangnya tebal dan tegak tidak berbulu dan banyak bercabang-cabang. Daunnya berbentuk seperti gambar hati berujung runcing dan panjangnya 3 – 15 cm. lebarnya 2 – 9 cm. Bijinya bulat berkerut, jika sudah masak berukuran 8 mm. Pada waktu muda bijinya berwarna hijau, kemudian berubah menjadi hitam kehitaman. Akhirnya pada saat matang bewarna hitam sepenuhnya. Buahnya keras, berwarna hitam, berbentuk telur dan bila sudah tua di dalamnya terdapat zar tepung yang mengandung lemak. Tanaman ini biasanya tumbuh liar tidak terpelihara.
Tanaman ini berasal dari Amerika Selatan. Di Indonesia hampir ditanam dimana-mana sehingga mudah dijumpai karena tanaman ini mudah beradaptasi dengan iklim tropik, dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi.
 Bunga Pukul empat merupakan tanaman tropis, dapat tumbuh sampai ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut. Suhu yang dikehendaki berkisar antara 26 – 30° C, meskipun suhu lingkungan sejuk, namun demikian juga membutuhkan sinar matahari yang cukup. Tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan Bunga Pukul Empat adalah tanah yang gembur, subur, dengan pH tanah 6 – 7.
Bunga pukul empat tidak dapat setiap saat mekar. Mekarnya hanya pada jam-jam tertentu saja, yaitu pada sore hari.
Menurut berbagai penelitian, gerak mekarnya bunga tersebut karena pengaruh berbagai faktor yang salling terkait, cahaya, suhu, kelembapan udara di sekitarnya. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan turgor pada bunga, sehingga bunga mekar.

Pada tumbuhan ditemukan macam-macam gerak. Ada gerak yang timbul bukan karena adanya rangsang, melainkan oleh kekuatan dari dalam. Gerak itu disebut gerak otonom atau gerak spontan (gerak endonom). Contohnya adalah gerak kloroplas memutar mengelilingi isi sel pada sel-sel daun Hydrilla sp. atau Elodea sp. Gerak itu disebut juga gerak siklosis. Selain itu, juga ada gerak spiral pada tumbuhan yang mebelit pada batang tumbuhan lain. Sebaliknya, ada gerak yang timbul karena adanya rangsang dari luar. Gerak semacam itu digolongkan sebagai gerak etionom. Gerak etionom sangat beragam bentuknya.
A.Gerak Etionom
            Gerak   etionom   merupakan   reaksi   gerak tumbuhan   yang   disebabkan   oleh   adanya rangsangan   dari   luar.   Berdasarkan   hubungan antara   arah   respon   gerakan   dengan   asal rangsangan,   gerak   etionom   dapat   dibedakan menjadi   gerak   taksis,   tropisme,   dan   nasti. Jika yang bergerak hanya bagian dari tumbuhan maka   disebut   gerak   tropisme.   Jika   yang bergerak seluruh bagian tumbuhan maka disebut gerak   taksis.   Jika   gerakan   itu   tidak dipengaruhi   oleh   arah   datangnya   rangsangan disebut gerak nasti.
1. Tropisme
            Tropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang arah   geraknya   dipengaruhi   arah   datangnya rangsangan. Bagian yang bergerak itu misalnya cabang , daun, kuncup bunga atau sulur. Gerak tropisme   dapat   dibedakan   menjadi   tropisme positif   apabila   gerak   itu   menuju   sumber rangsang   dan   tropisme   negatif   apabila   gerak itu   menjauhi   sumber   rangsang.   Ditinjau   dari macam   sumber   rangsangannya,   tropisme   dapat dibedakan   lagi   menjadi   fototropisme, geotropism, hidrotropisme, kemotropisme, dan tigmotropisme.
a. Fototropisme
     Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena   rangsangan   cahaya.   Gerak   bagian tumbuhan   yang   menuju   kearah   cahaya   disebut fototropisme   positif.   Misalnya   gerak   ujung batang   tumbuhan   yang   membelok   kea   rah datangnya cahaya.
b. Geotropisme
      Geotropisme   adalah   gerak   bagian   tumbuhan karena pengaruh gravitasi bumi (geo = bumi). Jika   arah   geraknya   menuju   rangsang   disebut geotropisme   positif,   misalnya   gerakan   akar menuju   tanah.   Jika   arah   geraknya   menjauhi rangsang   disebut   geotropisme   negatif, misalnya gerak tumbuh batang menjauhi tanah.
c. Hidrotropisme
      Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena   rangsangan   air   (hidro   =   air).   Jika gerakan   itu   mendekati   air   maka   disebut hidrotropisme positif. Misalnya, akar tanaman tumbuh   bergerk   menuju   tempat   yang   banyak airnya ditanah. Jika tanaman tumbuh menjauhi air   disebut   hidrotropisme   negatif.   Misal, gerak pucuk batang tumbuhan yang tumbuh keatas air.
d. Kemotropisme
                  Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan zat kimia. Jika gerakannya mendekati   zat   kimia   tertentu   disebut kemotropisme   positif.   Misalnya,   gerak   akar menuju   zat   didalam   tanah.   Jika   gerakannya menjauhi   zat   kimia   tertentu   disebut kemotropisme   negatif,   contohnya   gerak   akar  racun.
e.   Tigmotropisme
                  Gerak   bagian   tumbuhan   karena   adanya rangsangan   sentuhan   satu   sisi   atau persinggungan disebut trigmotropisme. Gerakan ini   tampak   jelas   pada   gerak   membelit   ujung batang ataupun ujung sulur dari Cucurbitaceae dan Passiflora. Contoh tanaman yang bersulur adalah ercis, anggur, markisa, semangka, dan mentimun.
2. Gerak Nasti
            Gerak Nasti adalah gerak bagian tubuh tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Gerak nasti disebabkan oleh perubahan tekanan turgor didalam sel penyusun tumbuhan. Tekanan Turgor adalah tekanan total molekul air terhadap dinding sel. Jika kadar air sel tinggi maka tekanan turgor kuat, dan sebaliknya. Gerak nasti dibedakan menjadi :
a. Fotonasti
     Fotonasti gerak nasty yang disebabkan oleh rangsangan   cahaya.   Misal,   gerakan   mekarnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) di sore hari.
b. Niktinasi
     Niktinasi (nyktos = malam) merupakan gerak nasty   yang   disebabkan   oleh   suasana   gelap, sehingga disebut juga gerak tidur. Misalnya, pada malam hari daun-daun tumbuhan  Leguminosae atau   polong-polongan   seperti   bunga   merak (Caesalpinia   pulcherrima)  dan   daun   kupu-kupu (Bauhinia purpurea)  akan menutup dan akan membuka keesokan harinya ketika matahari terbit.
c. Tigmonasti atau Seismonasti
     Tigmonasti   /   seismonasti   adalah   gerakan nasty yang disebabkan oleh rangsang sentuhan atau   getaran.   Contoh   gerak   menutupnya   daun sikejut   atau   putrid   malu  (Mimosa   pudica),   jika disentuh. Jika hanya satu anak daun dirangsang dengan sentuhan, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan sehingga anak daun lain ikut mengatup.
d. Termonasti
     Termonasti   merupakan   gerak   nasti   yang disebabkan oleh rangsan suhu, seperti mekarnya bunga   tulip   dan  crocus.  Bunga-bunga   tersebut mekar   jika   mendadak   mengalami   kenaikan temperature,   dan   akan   menutup   kembali   bila temperatur menurun.
e. Haptonasi
     Haptonasi   merupakan   gerak   nasti   yang terjadi   pada   tumbuhan   insektivora   yang disebabkan oleh sentuhan serangga. Daun pada tumbuhan   insektivora   misalnya   Dionaea, sejenis tumbuhan perangkap lalat (Venus”s flytrap) sangat   sensitif   terhadap   sentuhan.   Bila   ada serangga   yang   menyentuh   bagian   dalam   daun, daun   akan   segera   menutup   sehingga   serangga akan terperangkap di antara kedua belhan daun.
f.   Nasti Kompleks
     Nasti komoleks merupakan gerak nasti yang disebabkan   oleh   beberapa   factor   sekaligus, seperti karbondioksida, pH, temperature, dan kadar   kalsium.   Contohnya   gerak   membuka   dan menutupnya stomata pada daun.
3. Taksis
               Taksis   adalah   gerak   seluruh   tubuh   atau bagian   dari   tubuh   tumbuhan   yang   berpindah tempat   dan   arah   perpindahannya   dipengaruhi rangsangan.   Gerakan   yang   arahnya   mendekati sumber   rangsangan   disebut   sebagai   taksis positif   dan   yang   menjauhi   sumber   rangsangan disebut taksis negatif. Sedangkan macam atau sumber rangsangan taksis meliputi cahaya, zat kimia, dan rangsang listrik.Bila   rangsangan   berupa   zat   kimia,   gerak yang   timbul   disebut   kemotaksis.   Contohnya gerak gamet jantan berflagela (spermatozoid) yang dihasilkan oleh anteridium lumut kearah gamet   betina   (sel   telur)   di   dalam arkegonium.Bila   rangsangan   berupa   cahaya disebut   fototaksis,   rangsangan   listrik disebut   galvanotaksis.Fototaksis   dan galvanotaksis biasanya terjadi pada organisme tingkat rendah.
B.  Gerak Endonom
               Gerak  endonom  sering  dikenal  sebagai  gerak  spontan  dari tumbuhan  karena  tumbuhan  melakukan  gerakan  secara  spontan  tanpa adanya pengaruh rangsangan dari luar. Contoh gerak endonom yaitu :
♦  Nutasi, yaitu gerak ujung batang yang sedang tumbuh atau organ lain seperti  daun,  stolon,  tangkai  bunga  dan  akar  yang  gerakannya membentuk lintasan melingkar di udara.
♦  Siklosis, yaitu gerak rotasi sitoplasma pada sel-sel daun Hydrilla verticillata. Gerak ini dapat diamati melalui  mikroskop  dengan  tampaknya  gerakan kloroplas.
♦  Gerak  higroskopis,  merupakan  gerak  bagian  tumbuhan  yang disebabkan  oleh  perubahan  kadar  air  di  dalam  bagian  tumbuhan. Misalnya  pecahnya  kulit  buah  polong-polongan  seperti  pada perkecambahan,  pecahnya  kulit  buah  tumbuhan  pacar  air, membukanya  kotak  spora  (sporangium)  pada  tumbuhan  lumut  dan paku saat mengeluarkan spora.

DESKRIPSI JAGUNG

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHqGB_mkPN8EQrDlJw-SNz0bTX5LX_YPW_gd6pxMI1B9cdqVvfLTDXKN80-wvgEsWpjjrBQuUwBkmVDHf8jSXAYQVC0cCw8A6YeNI-URICmZRGTt5GQsSSSF90miK2z_8F7Phmgaema5MN/s320/jagung.jpg

1. DESKRIPSI
Deskripsi Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m.
2. AKAR
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu  menyangga tegaknya tanaman.

3. BATANG
Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin. Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. permukaan yang halus sampai berbulu. Batang tidak memiliki tangkai.

4. DAUN
 Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter. Warna hijau tua dengan permukaan yang berbulu.

5. BUNGA
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.

KLASIFIKASI
Kingdom                  : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom            : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi             : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi                        : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas                         : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas                 : Commelinidae
Ordo                         : Poales
Famil                        :
Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus                        : Zea

Spesies                      : Zea mays L.

Rabu, 26 Februari 2014

PEMAKAMAN JIWA


Disini aku mati bersama cinta yang tak pernah mampu ku temui. Bertahun-tahun lembaran hariku ku isi dengan tinta penantian yang tak pernah memudar, kini aku terbaring dalam rangkulan kerinduan olehmu yang tak pernah mendatangiku. Penantian yang lama membuahkan sebuah penyakit kerinduan parah dalam hidupku.

Jutaan jarum kata-kata yang kau tancapkan di dinding pikiranku kini berkarat dan mengotori langkahku, semua kata-kata itu akan hangus di terbakar matahari bersama dengan cintaku yang tertutupi tanah kematian. Di saat deritamu kucoba hadir dengan kerinduan akan pertemuan hingga saat kesembuhanmu kini engkau hadir dengan kelupaan akan diriku. Engkau sibuk dengan wanginya cinta yang menyumbat hidungmu hingga membuatku tertidur lelap dalam mimpi keputusasaan.

Tangisanku akan meluapkan danau-danau airmata, serta akan melemahkan jalanku untuk mendaki gunung pertemuan. Kata-kata madu dari mulut hatimu yang melalui goa-goa tenggorakanmu membiusku hingga menembus dunia gaib yang dipenuhi cinta serta seakan memisahkan jasad dari rohku, engkau membuaiku hingga seakan mimpi lebih baik dari kenyataan walau aku tahu bahwa sebenarnya engkau telah menaruhku di dunia kepalsuan. Dengan harapan hampa tanpa henti aku pun berteriak dengan pilu, Jangan biarkan angin kepalsuan menerbangkan ucapanmu ke awan kebohongan.

Inilah perasaanku yang dimuntahkan hari, perasaan yang meletus membakar waktu, menghitamkan langit, dan medidihkan hujan. Disini aku terjepit diantara pintu-pintu kerinduan yang sebentar lagi akan menyumbat nafasku karenamu.

Di kubangan ini aku berdiam dengan harapan engkau akan menarikku dari lubang keputusasaan, disini aku terlelap bersama mimpi kepalsuan yang engkau beri. Engkau menutup mataku dengan ribuan kata-kata semu, engkau menyelimuti lembaran waktuku dengan janji-janji hingga semua itu melumpuhkan hatiku serta memadamkan lilin perasaanku. Sadarkah engkau sesungguhnya kini telah membunuh hatiku dengan jutaan tombak kerinduan abadi yang menghujam tepat di jantung hatiku dan membuat hatiku akan kekal terkubur di pemakaman jiwa.

Kini aku harus rela terbaring di pangkuan alam dan di tangisi hujan tanpa pernah melihatmu menjemputku dengan keindahan pesona semesta yang menyatu di wujudmu.