SEJARAH TENTANG ENZIM
Enzim dikenal sebagai protein oleh Summer (1926) Summer mengisolasi urease dari tumbuhan kara
pedang Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea
menjadi karbondioksida dan amoniak
Defenisi Enzim
Enzim biomolekul yang berfungsi sebagai
katalis(mempercepat laju reaksi tanpa
mengubah struktur enzim itu sendiri).
Di dalam enzim dikenal istilah substrat dan produk
Komponen enzim Apoenzim
Kofaktor
Gugus prostetik
Koenzim
Contoh Apoenzim : pepsin dan tripsin
Contoh Kofaktor : Amilase dalam ludah akan
bekerja lebih baik dengan adanya ion Cl dan Ca
Contoh Gugus Prostetik : Heme = molekul mengandung
besi tersusun dari sejumlah enzim, diantaranya :
katalase, peroksida.
Contoh Koenzim : NAD koenzim yang sangat
penting dalam respirasi selule
Menurut
pendapat Shahib (1992) pengertian enzim adalah protein yang
diproduksi dari sel hidup dan digunakan oleh sel-sel untuk mengkatalisis reaksi
kimia yang spesifik. Enzim memiliki tenaga katalitik yang luar biasa
dan biasanya lebih besar dari katalisator sintetik.
Spesifitas enzim sangat tinggi terhadap substratnya. Tanpa
pembentukan produk samping enzim merupakan unit fungsional untuk
metabolisme dalam sel, bekerja menurut urutan yang teratur.
Sistem enzim terkoordinasi dengan baik menghasilkan suatu hubungan
yang harmonis di antara sejumlah aktivitas metabolis yang berbeda.
Enzim
bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan senyawaintermediat melalui suatu reaksi kimia
organik yang membutuhkan energi aktivasi lebih rendah, sehingga
percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia dengan energi aktivasi
lebih tinggi membutuhkan waktu lebih lama. Sebagai contoh:
X
+ C → XC (1)
Y +
XC → XYC (2)
XYC → CZ
(3)
CZ
→ C + Z (4)
Meskipun
senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir molekul
katalis akan kembali ke bentuk semula.
Sebagian
besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya dapat
bekerja pada satu macam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap.
Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat, suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu
dan pH (tingkat keasaman) optimum
yang berbeda-beda karena enzim adalah protein, yang dapat mengalami perubahan
bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar suhu atau pH yang sesuai, enzim
tidak dapat bekerja secara optimal atau strukturnya akan
mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim kehilangan fungsinya sama
sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim,
sedangkan aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim.
Banyak obat dan racun adalah inihibitor enzim.
Dalam
mempelajari mengenai enzim, dikenal beberapa istilah diantaranya holoenzim,
apoenzim, kofaktor, gugus prostetik, koenzim, dan substrat. Apoenzim adalah
suatu enzim yang seluruhnya terdiri dari protein, sedangkan holoenzim adalah
enzim yang mengandung gugus protein dan gugus non protein. Gugus yang bukan
protein tadi dikenal dengan istilah kofaktor. Pada kofaktor ada yang terikat
kuat pada protein dan sukar terurai dalam larutan yang disebut gugus prostetik
dan adapula yang tidak terikat kuat pada protein sehingga mudah terurai yang
disebut koenzim. Baik gugus prostetik maupun koenzim, keduanya merupakan bagian
yang memungkinkan enzim bekerja pada substrat. Substrat merupakan zat-zat yang
diubah atau direaksikan oleh enzim (Poedjadi, 2006).
Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi fungsi enzim diantaranya adalah (Dwidjoseputro, 1992) :
- 1.
Suhu
Oleh karena
reaksi kimia itu dapat dipengaruhi suhu maka reaksi menggunakan katalis enzim
dapat dipengaruhi oleh suhu. Di samping itu, karena enzim adalah suatu protein
maka kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi dan bagian aktif enzim akan
terganggu sehingga konsentrasi dan kecepatan enzim berkurang.
- 2.
Ph
Umumnya
enzim efektifitas maksimum pada pH optimum, yang lazimnya berkisar antara pH
4,5-8.0. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah umumnya enzim menjadi
non aktif secara irreversibel karena menjadi denaturasi protein.
- 3.
Konsentrasi enzim
Seperti pada
katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada
konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan
reaksibertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
- 4.
Konsentrasi substrat
Hasil
eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepat
reaksi. Akan tetapi, pada batas tertentu tidak terjadi kecepatan reaksi,
walaupn konsenrasi substrat diperbesar.
- 5.
Zat-zat penghambat
Hambatan
atau inhibisi suatu reaksi akan berpengaruh terhadap penggabungan substrat pada
bagian aktif yang mengalami hambatan.
Enzim
digolongkan menurut reaksi yang diikutinya, sedangkan masing-masing enzim
diberi nama menurut nama substratnya, misalnya urease, arginase dan lain-lain.
Di samping itu ada pula beberapa enzim yang dikenal dengan nama lama misalnya
pepsin, tripsin dan lain-lain. Oleh Commision on Enzymes of the International
Union of Biochemistry, enzim dibagi dalam enam golongan besar. Penggolongan ini
didasarkan atas reaksi kimia di mana enzim memegang peranan. Enam golongan
tersebut ialah (Poedjiadi, 2006):
- Oksidoreduktase
- Transferase
- Hidrolase
- Liase
- Isomerase
- Ligase
Enzim
meningkatkan laju sehingga terbentuk kesetimbangan kimia antara produk dan
pereaksi. Pada keadaaan kesetimbangan, istilah pereaksi dan produk tidaklah
pasti dan bergantung pada pandangan kita. Dalam keadaan fisiologi yang normal,
suatu enzim tidak mempengaruhi jumlah produk dan pereaksi yang sebenarnya
dicapai tanpa kehadiran enzim. Jadi, jika keadaan kesetimbangan tidak
menguntungkan bagi pembentukan senyawa, enzim tidak dapat mengubahnya
(Salisbury dan Ross, 1995).
Secara
singkat, sifat-sifat enzim tersebut antara lain (Dwidjoseputro, 1994) :
- berfungsi sebagi biokatalisator
- merupakan suatu protein
- bersifat khusus atau spesifik
- merupakan suatu koloid
- jumlah yang dibutuhkan tidak
terlalu banyak
- tidak tahan panas
2.1.1 Enzim
Amilase
Amilase
merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis amilum (pati) menjadi
gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase dapat digunakan
dalam proses pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup
glukosa.
Amilase
(alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan
dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman,
binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi
secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah
tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi
enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber
karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka
dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat
diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang
dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa,
dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara
lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung
kedelai, urea dan natrium nitrat.
0 komentar:
Posting Komentar